Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) menciptakan  suatu solusi dalam hal upaya perbaikan pengelolaan limbah masker medis. Mahasiswa yang diketuai oleh Muhammad Dhafier Mu’afa, dengan anggota Muhammad Raflie Pangestu, Refansyah Basu Dewa, dan Muhammad Fiqih Al Faishal dari Program Studi Teknik Elektro UNS yang dibimbing oleh Hari Maghfiroh M.Eng. Mereka mengusung konsep tersebut selain sebagai upaya perbaikan pengelolaan limbah masker medis juga sebagai upaya meminimalisir pemungutan dan peredaran masker medis bekas yang masih utuh oleh pihak yang tidak bertanggung jawab di lingkungan masyarakat.

Ide pembuatan Medical Mask Trash Can ini disambut baik oleh Tuti Sukini, S.ST, M.Kes, Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang, Ia menilai rancangan Medical Mask Trash Can ini sangat inovatif dan aplikatif.

“Pada masa pandemi ini, salah satu permasalahan di masyarakat kita adalah melimpahnya masker disposable, yang terkadang pembuangannya tidak dipilah=pilah dengan sampah rumah tangga. Dengan adanya alat yang inovatif ini dapat menjawab permasalahan yang ada, Mudah penggunaannya dan aman karena dalam mesin ini sudah ada cairan desinfektan yg secara otomatis tercampur pada masker yg telah dihancurkan,” kata Dia.

Dhafier selaku Ketua Tim mengungkapkan, Medical Mask Trash Can ini memiliki beberapa fungsi pada sistem kerja alatnya dengan mengunakkan dua mikrokontroler untuk sistem yang berbeda.

“Alat ini menggunakkan dua mikrokontroler untuk sistem yang berbeda. Arduino UNO digunakan untuk mengidentifikasi masker yang terbuang dan Esp8266 berfungsi untuk melakukan monitoring sterilisasi cacahan masker medis, notifikasi jadwal pembuangan penampungan cacahan masker medis, juga dapat monitoring kapasitas penampungan,”ungkap Dhafier.

Ia mengatakan setelah sampah hancur selama beberapa saat, mesin pencacah akan kembali mati secara otomatis. Hasil cacahan masker akan jatuh ke bagian bawah tempat sampah yaitu pada sebuah penampungan khusus.

Selanjutnya, Apabila kapasitas penampungan telah mencapai 3/4 dari kapasitas penuh, maka akan muncul peringatan pada smartphone pengelola mengenai kapasitas penampungan tersebut.

“Selain itu, jam real time juga berfungsi untuk melakukan penyemprotan disinfektan secara otomatis dan berkala. Pompa air akan menyemprotkan cairan disinfektan secara otomatis dan berkala ke sampah masker pada jam tertentu sehingga sampah masker medis tetap steril dari bakteri ataupun virus,”kata Dia.

Menurut Dewa, produk Medical Mask Trash Can ini memiliki tiga kelebihan tersendiri diluar  cara kerja sistem alatnya seperti Natural Posture, Time Saving, dan Low Cost Maintenence.

“Alat ini bekerja secara otomatis sehingga tidak perlu membuang banyak waktu, cukup memasukkan masker ke alatnya, lalu alat ini akan bekerja sendiri. Selain itu, produk didesain menyesuaikan rata-rata tubuh manusia dewasa, agar mudah dalam pembuangannya serta alat ini memiliki perawatan atau pemeliharaan yang murah,” jelas Dewa.

Anggota lainnya, Fiqih menambahkan Ide alat ini berawal dari keresahan bersama, dikarenakan banyaknya pihak yang tidak bertanggung jawab memungut masker medis bekas yang masih utuh dan mengedarkannya di lingkungan masyarakat.

“Hal seperti ini akan menimbulkan masalah seperti meningkatnya risiko penularan penyakit yang berasal dari bakteri/virus yang menempel pada masker medis bekas, selain itu efektifitas masker sekali pakai akan terus menurun apabila dipakai berulang kali,” ujar Fiqih.

Raflie juga menambahkan, munculnya ide ini juga didukung dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang mencatat kenaikan limbah medis selama pandemi Covid-19 yaitu sebesar 30% hingga 50%, dan dari 34 provinsi setidaknya limbah medis mencapai 1.662,75 ton pada Oktober 2020.

“Peningkatan penggunaan masker medis di masyarakat menyebabkan tercampurnya limbah domestik dan limbah infeksius. Masyarakat harus mulai sadar pentingnya memilah limbah masker medis. Pengelolaan limbah masker medis tidak dapat disamakan dengan limbah domestik. Pengelolaan limbah masker medis yang buruk dapat menyebabkan beberapa masalah,”papar Raflie.

Ia berharap, alat ini dapat berguna dan bermanfaat sebagai upaya perbaikan pengelolaan limbah masker medis.

“Dengan alat yang berfungsi pada pencacahan dan desinfeksi masker, serta kemudahan pengelolaannya diharapkan dapat menjadi upaya perbaikan pengelolaan limbah masker medis sehingga lebih sesuai dengan protokol kesehatan yang ada,” harap Raflie (AR).


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder