Desa Mandiri Energi (DME) adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60% kebutuhan listrik dan bahan bakar dari sumber energi yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat baik untuk pemenuhan kebutuhan energi maupun kegiatan yang bersifat produktif. Tujuan utama pengembangan DME adalah pengurangan kemiskinan dan membuka lapangan kerja serta untuk mensubstitusi bahan bakar minyak. Ada dua tipe DME, yang pertama adalah tipe DME yang berbasis pada sumber energi non pertanian seperti energi surya, air dan angin, sedangkan yang kedua adalah tipe DME yang berbasis pada sumber energi dari pertanian seperti biomassa, biogas dan biofuel yang berasal dari hasil pertanian dan hutan. Pada program kegiatan produk teknologi yang di desiminasikan ke masyarakat ini mengabungkan dua tipe DME yaitu biogas dan energi surya. Pengembangan dua tipe DME ini didasari akan potensi lokal mitra (Kelompok Tani Rukun Sentosa, Mardi Mulyo dan Sedyo Mulyo Desa Karangjoho) berupa limbah kotoran hewan ternak dan mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) di pasaran saat ini, sehingga perlu ada upaya untuk menciptakan energi alternatif yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki oleh mitra/masyarakat. Semua peternak dan petani di desa Karangjoho belum mengoptimalkan sama sekali pengolahan limbah kotoran ternak tersebut. Selama ini limbah kotoran ternak yang ada sebagian besar hanya ditimbun dan dibuang ke sungai, padahal jumlah petani/peternak sapi di desa karangjoho kurang lebih ada 100 orang dengan rata-rata jumlah sapinya 2-5 sapi per orang. Pengolahan limbah kotoran ternak khususnya sapi perlu dioptimalkan sebagai sumber energi alternatif berupa biogas untuk bahan bakar kompor dan bahan bakar pembangkit listrik tenaga biogas. Sistem produksi biogas membutukan ketercukupan air untuk suplai air minum hewan ternak, suplai air digester, dan air untuk kebersihan. Penyediaan air ini diakomodir menggunakan pompa air dengan sumber pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sistem biogas dan pompa air tenaga surya menjadi salah satu alternatif solusi untuk penyediaan energi yang berkelanjutan khususnya di desa Karangjoho. Agar kandungan gas metan dan gas CO2 pada limbah kontoran sapi dapat terkontrol maka perlu alat monitoring/sensor untuk mendeteksinya. Dengan perkembangan Internet of Things (IoT), kita dapat menggunakan sensor suhu, sensor PH, dan sensor kelembabpan yang dapat terhubung secara realtime dengan smartphone. Monitoring secara realtime ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas biogas. Tujuan khusus program deseminasi ini adalah untuk (1) membangun dan mengembangkan sistem pengolahan limbah kotoran ternak menjadi biogas beserta monitoringnya (2) membangun sistem instalasi pompa air tenaga surya sebagai penunjang sistem biogas (3) memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani dan peternak berupa pemanfaatan fermentasi kotoran ternak menjadi pupuk organik, pemanfaatan biogas untuk kompor listrik dan sumber energi listrik. Tujuan jangka panjang program ini adalah untuk meningkatkan bauran energi terbarukan dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan melalui DME. Metode program ini meliputi:(1)perencanaan,(2)analisis situasi mitra, (3)perancangan, (4)implementasi, (5)evaluasi dan pemeliharaan. Target tahun 2019 adalah Publikasi ilmiah pada Jurnal Nasional ber ISSN,Publikasi pada media masa cetak/online, Peningkatan nilai keekonomian mitra, Buku ajar ber ISBN,Produk/barang Teknologi Tepat Guna.
Sarasehan Program Studi Teknik Elektro FT UNS 15 Agustus 2024
Surakarta, 15 Agustus 2024 — Program Studi Teknik Elektro Universitas Sebelas Maret Surakarta telah menyelenggarakan kegiatan program kerja dari Divisi Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (ADVOKESMA) HMTE serta Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Kabinet Sadara Bhadrika yaitu Read more…
0 Comments