Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta  (PKM-KC) Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berupaya memberikan solusi dalam hal monitoring kadar oksigen, tingkat kelelahan dan penerapan protokol kesehatan. Mereka mengusung konsep tersebut untuk membantu monitoring seseorang agar dapat ditolong ketika mengalami happy hypoxia ataupun mengalami kelelahan serta mengingatkan untuk melakukan protokol kesehatan yaitu penerapan physical distancing. Mahasiswa tersebut adalah Rebekka Siswandina Sari sebagai ketua tim, dengan anggota Maulana Afif, Muhammad Hammam Al-Choirie dan Ricky Aston Susetyo dari Program Studi (Prodi) Teknik Elektro . Mereka dibimbing oleh Hari Maghfiroh M.Eng.

Caring Jacket: Alat Monitoring Kadar Oksigen, Tingkat Kelelahan dan Pengingat Physical Distancing Terintegrasi IoT

Ide pembuatan Caring Jacket ini disambut baik oleh Dr. Revi Gama Hatta Novika, M.Kes , Anggota Konsorsium Riset dan Invasi COVID-19 Badan Riset Inovasi Nasional, Dosen Fakultas Kedokteran UNS. Ia menyebut ide ini sangat inovatif.

“Produk ini sangat inovatif dan selama saya menjadi anggota konsorsium riset dan inovasi covid-19 belum pernah mendengar alat seperti ini. Idenya baik sekali buat monitoring pasien karena perawat bisa mengontrol dari jarak jauh, begitu juga dengan Psikologi keluarga pasien karena bisa ikut memantau kondisi dari keluarganya. Semoga alat ini bisa di  komersialisai kan nantinya serta bekerjasama, misalnya dengan RS UNS” kata Dr. Revi Gama.

Kemudian menurut pandangan dokter yang pernah menjadi pahlawan garda terdepan Covid-19, Letda Ckm dr. Bambang Sugiyarto (Dokter Militer , Dokter RSDC Wisma Atlet Jakarta) juga mengatakan alat ini nantinya juga mampu membantu para tenaga kesehatan.

“Alatnya sangat unik serta inovatif bisa membantu para nakes dalam menangani pasien dengan happy hypoxia dan juga untuk mengingatkan nakes agar tidak kelelahan & menjaga jarak (physical distancing), semoga alatnya dapat terus selalu di update agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien serta nakes di era pendemi COVID-19 & di masa yang akan datang”, kata Letda Ckm Dr. Bambang Sugiyarto

Alat ini bekerja dengan adanya sensor MAX30102 yang digunakan sebagai pendeteksi detak jantung, kadar oksigen dan suhu tubuh diletakkan pada bagian pergelangan tangan jaket. Sensor GPS digunakan sebagai pendeteksi lokasi tempat pemakai Caring Jacket berada, diletakkan pada bagian belakang jacket. Sensor PIR digunakan sebagai sensor jarak sebagai penerapan dari social distancing diletakkan pada belakang jacket. Sebagai perangkat controller Caring Jacket menggunakan Node MCU ESP 8266 sebagai controller utama dan media Internet of Things, pada jaket ini Node MCU ESP8266 diletakkan pada bagian dalam jacket. Selain itu pada pada jaket ini juga dilengkapi slot untuk meletakkan power bank sebagai sumber energi listrik pada sistem Caring Jacket. Sistem Caring Jaket telah dilengkapi dengan teknologi Internet of Things menggunakan aplikasi Blynk . Melalui blynk dapat dilakukan monitoring kondisi kesehatan pengguna secara real time menggunakan smartphone android, karena sistem telah dilengkapi dengan teknologi Internet of Things. Alat ini akan bekerja jika terdapat adanya indikasi gangguan kesehatan yang dialami pengguna Caring Jacket, dengan cara sistem akan mengirimkan notifikasi melalui aplikasi blynk pada smartphone android. Selain itu dalam aplikasi blynk ini juga dilengkapi dengan fitur yang terhubung dengan google map, sehingga ketika terjadi indikasi kesehatan pengguna Caring Jacket mengalami gangguan kita dapat segera menuju ke lokasi si pengguna Caring Jacket tersebut.

Menurut Rebekka, produk Caring Jacket ini memiliki kelebihan tersendiri yakni belum ada inovasi yang menyatukan ketiga kegunaan tersebut .

“Alat ini merupakan sistem yang memiliki tiga fungsi langsung yaitu monitoring kadar saturasi oksigen, tingkat kelelahan dan pengingat physical distancing yang telah terintegrasi IoT sehingga dapat dimonitoring secara real time, dengan satu jaket ini pengguna dapat menikmati berbagai kegunaan” jelas Rebekka.

Rebekka berharap, inovasi yang mereka ciptakan dapat menyumbang medali emas untuk UNS.

“Semoga karya PKM-KC ini bisa menyumbang medali emas di pagelaran Pimnas 34 kelak” harap Rebekka.
(AR).

 


Leave a Reply