Saat ini Indonesia mengalami anomali akan ketahanan pangan. Hal ini diindikasikan oleh peningkatan impor beras Indonesia dari data BPS menunjukkan jumlah impor beras tahun 2016 sebesar 1,28 juta ton senilai US$ 531,84 juta dan 2017 sebesar 305,3 ribu ton senilai US$ 143,64 juta. Sedangkan data impor 2018 yakni sebesar 2,25 juta ton dengan nilai US$ 1,03 miliar (data BPS, 2018). Angka impor 2018 itu adalah yang terbesar kedua setelah 2011.

Penurunan produksi domestik beras ini diakibatkan oleh banyak faktor berantai salah satunya adalah masa tanam padi yang hanya bisa dilakukan 2-3 kali dalam setahun, dikarenakan adanya musim kemarau panjang yang mengakibatkan gagal panen. Sehingga dibutuhkan suatu solusi teknologi tepat guna pada sistem irigasi/pengairan lahan pertanian yang sulit saat musim kemarau. Permasalahan kebutuhan air irigasi yang disebabkan iklim kemarau panjang yang akhir-akhir ini terjadi menyebabkan kebutuhan pompa air untuk mengairi ladang dari sungai atau sumur menjadi kebutuhan peting petani. Pengunaan Diesel/pompa air berbahan bakar BBM sagatlah mahal, boros, dan tidak efektif, sehingga dibutuhkan alternatif solusi berupa pompa air berbahan bakar energi terbarukan yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian.

Dari permasalahan diatas produk SMPS (Smart Mobile Pompa Air Tenaga Surya) menawarkan sistem pompa air yang ramah lingkungan dengan bahan bakar gratis tiap harinya yaitu sinar matahari.

“pemanfaatan teknologi PLTS yang digunakan untuk sumber energi pengerak pada pompa. SMPS yang diusulkan memiliki kelebihan yang mana dapat dipindah tempatkan dengan mudah (mobile PLTS) dan desain secara ergonomic sehingga dapat mudah digunakan oleh petani”, ujar Zainal Arifin selaku ketua tim peneliti.

“Adapun kelebihan SMPS tidak menggunakan baterai sehingga biaya investasi awal dan perawatan (baterai) menjadi lebih murah, dan alat ini cukup ringkas dengan Flexible PV yang dapat dilipat dan mobile”, ujar Chico Hermanu selaku anggota tim peneliti

Sistem SMPS menggunakan daya panel surya 1.2 KWp dan motor BLDC 1 KW tegangan rendah dengan sistem kontrol cerdas (PID-Fuzzy Logic) sehingga memiliki efisiensi yang lebih tinggi. Agar mudah dalam pengoperasian, monitoring dan recording data SMPS ini dilengkapi dengan Internet of Things (IoT), sehingga dapat diamati keadaanya.

 

 

Categories: Berita TE

Leave a Reply